Kemajuan teknologi khususnya dalam bidang teknik juga perlu diiringi dengan berkembangnya metalurgi untuk mengimbangi permintaan kriteria-kriteria bahan yang sesuai. Hal ini sangat ungkin untuk mengembangkan metode-metode dalam rangka memenuhi criteria bahan yang diinginkan. Baja merupakan bahan yang juga dapat digunakan sebagai alat potong, sehingga dituntut untuk mempunyai kekerasan yang diinginkan. Untuk mendapatkan baja dengan karakteristik seperti diatas maka perlu diadakan proses heat treatment yang tepat, sehingga akan mendapatkan hasil maksimal. Dalam usaha mendapatkan kekerasan yang tinggi biasanya dilakukan dengan proses pendinginan cepat tanpa menghiraukan akibat dari proses tersebut, sehingga hasilnya akan mengalami keretakan. Untuk itu perlu metode pendinginan Double Quenching untuk mengatasi hal tersebut. Dengan metode pendinginan double quenching 1,2,3, detik padamedia (air) dilanjutkan media oli SAE 10 kekerasannya 8,87 HRc,14,8 HRc, 19 HRc; 1,2,3, detik pada media (I) dilanjutkan pada media I) oli SAE 30 kekerasannya 8,07 HRc, 13,4 HRc, 16,53 HRc; 1,2,3,detik pada media dilanjutkan padamedia (II) oli SAE 50 kekerasannya 6,47 HRc, 10,8 HRc, 13,73 HRc, dengan hasil tidak retak. Dengan bertambah lamanya pada media (I) AIR dan semakin kecilnilai viskositasnya oli pada media II nilai kekersannya akan semakin tinggi. Untuk Menghindari keretakan pada hasil pengujian, lamanya waktu pendinginan pada media I dibatasi hingga mencapai suhu terbentuknya martensit 100 %.
Pelatihan CQI For Hardening & Quenching Batch 3 diselenggarakan di PT. Musashi Auto Parts Indonesia, EJIP Industrial Park Plot 3J-2 Bekasi, Jawa Barat, tanggal 22 s/d 24 April 2019